Serunya Mengikuti Java Summer Camp 2019 (Part 1)

Temans, punten pisannya baru sempet abang tulis pengalaman abang mengikuti acara Java Summer Camp (JSC) 2019 di Kabupaten Sleman, DIY. Harap dimaklum yaa teman-teman soalnya lagi banyak deadline tugas yang harus kelapangan. Bukan main bola, btw wkwk

Mugkin banyak dari temen-temen yang bingung, “Bang apaan sih Java Summer Camp?” Nah ini abang mau kasih tau dulu yah, Java Summer Camp (JSC) merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman untuk mengundang para pemuda dari seluruh penjuru dunia untuk mengenal tempat wisata dan kebudayaan yang ada di Kabupaten Sleman ini. JSC 2019 ini merupakan agenda ke-8 kalinya yang diselenggarakan oleh Dispar Kab. Sleman.

View this post on Instagram

Suatu Kebahagiaan dan Kebanggan tersediri menjadi bagian dari keseruan Java Summer Camp 2019. Total 250 peserta dari 41 negara di dunia ikut serta dalam event tahunan dari Dispar Kabupaten Sleman ini. . Dan ini merupakan tahun ke-8 dilaksanakanya JSC loh genks. Mengangkat tema “Culttural Immersion” ini, JSC 2019 dilaksanakan di dua tempat yaitu Candi Banyunibo dan Desa Wisata Kelor dari 11-13 Oktober 2019. . Aslik, acara ini seru banget, karena kita diajak untuk mengunjungi dan belajar langsung di beberapa destinasi unggulan di Kabupaten Sleman ❤️ . Tunggu cerita lengkap abang tentang JSC 2019 di blog siipuljalanjalan.com yaa genks 🌿 . . #javasummercamp2019 #javasummercamp #wisataSleman #pesonaIndonesia #sakapariwisatasleman

A post shared by ᔕYᗩIᖴᑌᒪ ᗷᔕ (@ipulsoedibjoe) on Oct 12, 2019 at 3:40pm PDT

Kenapa abang bilang pesertanya dari seleuruh dunia? Karena memang pesertanya banyak dari luar negeri, serius! Total peserta yang tahun ini ikut adalah 250 orang dan 99 orang peserta didalamnya berasal dari 41 negara di dunia. Diantaranya adalah  Austria, Belanda, Hungaria, Inggris, Jerman, Belarusia, Belgia, Yunani, Polandia, Portugal, Rusia, Slovakia, Tajikistan, Afghanistan, Azerbaijan, Turki, Kamerun, Kongo, Nigeria, Madagaskar, Mali, Gambia, Ghana, Sierra Leone, Tanzania, Zimbabwe, Bangladesh, Pakistan, Palestina, Meksiko, Jepang, Thailand, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Filipina, Timor Leste, Tiongkok, dan Vietnam. Mantap bagetkan temans?

Ohiya sebelum abang cerita panjang lebar nih tentang Java Summer Camp 2019, abang sengaja membaginya menjadi 2 part yah, soalnya ceritanya akan panjang karena 3 hari 2 malam dengan berbagai kegiatan dan tentunya biar kalian nggak ngantuk dan bosen bacanyaa wkwk

Gini loh, abang mau kasih tau dulu nih alasan abang mengikuti acara ini. Sebenernya iseng-iseng aja daftar eh alhamdulillah jadi salah satu peserta yang lolos. Pas nama abang lolos pun masih 50:50 ikut apa nggaknya, soalnya pas itu lagi UTS (Ujian Tidak Serius) eh haha jadi liat jadwalnya kosong apa nggak dulu.

 Nah ini temen-temen abang ada Arif dan Octy. Kita sama-sama satu kelas di Magister Kajian Pariwisata UGM 2019 (masih maba yaak wkwk)

Eh ternyata hari jumatnya nggak ada jadwal UTS jadi bisa ikutan deh. FYI yah temans, JSC ini diselenggarakan 3 hari 2 malam yah dari tanggal 11 – 13 Oktober 2019. Dan alasan berikutnya adalah, selain dapet trip keliling Kab. Sleman gratiss dan teman baru, para peserta akan mendapatkan free ticket untuk menonton penampilan Ramayana Ballet di Candi Prambanan wkwk. Duh moonmaap nih, harga tiket Ramayan Ballet itu agak mahal mulai dari Rp. 125.000  - 400.000 per orang (walapun ada tiket pelajar Rp. 50.000/orang per grup). Tetep aja kalo ada yang free mending ikut yang free aja. Maap abangmah nggak munafik wkwk  

Drama Mau Berangkat : Di Cegat Ojek Panggalan!

Setelah beberapa minggu dari pengumuman peserta dan banyak brefing di grup, tiba lah saatnya mengikuti acara JSC 2019. Abang janjian sama temen abang namanya Octy dan Arif yang menang temen kelas dan satu lagi temenya Arif namanya Ardi yang merupakan seorang Guru Sejarah di salah satau sekolah di DIY.

Abang ber-3 (sama Octy dan  Arif) janjian di Halte Trans Jogja RSUP Dr. Sarjito untuk naik Trans Jogja menuju ke Candi Prambanan dan janjian ketemu sama Ardi juga disana. Meeting point hari pertama itu adalah Candi Banyunibo dan merupakan tempat camp hari pertama seluruh peserta. Sebenernya sih disuruh ngumpul jam 7 sama panitia disana cuma kita bilang akan telat karena lokasinya cukup jauh dari kita.  Btw, jangan ditiru yah untuk telat hehe.

Lanjut yaa, sampailah kita di Halte Candi Prambanan dan ketemu sama Ardi. Dari sini emang kita udah berencana untuk naik Ojek Online (Mobil) untuk sampek ke Candi Banyunibo. FYI yaa temans, menuju Candi Banyunibo dari Cadi Prambanan itu emang belum ada angkutan umum yang kesana jadi mau nggak mau naik ojol atau ojeng pangkalan (opang).

Jangan lupa baca ini juga : Candi Ijo, Alternatif Menikmati Senja Terbaik di Yogyakarta

Sebelumnya emang ada beberapa bapak-bapak yang menawarkan kami ojek untuk kesana tapi emang kita memilih untuk naik ojol. Nah drama pun dimulai disini, dimana saat kita memesan ojol ternyata bapak-bapak opang ini mengikuti kita tanpa sepengetahuan kita.

Setelah kita mau masuk ke mobil yang jaraknya cukup jauh dari Halte Trans Jogja, ternyata bapak-bapak tadi memberhentikan dan kita disuruh turun (aslik kayak di sinteron-sinetron). Si bapak-bapak tadi bilang ke supir bahwa tempat ini merupakan zona merah dimana penumpang tidak boleh menggunakan ojol di kawasan ini. Tapi salutnya abang, mereka memberi tahunya dengan cara baik-baik dan sopan nggak “bar-bar” kayak dikota besar walapun agak nge-gas si sopirnya tapi nggak ada pukul-pukulan kok. Pokoknya disini ngasih taunya masih pake sopan santun! Nah dari situ, mau nggak mau yaa kita harus turun dan sempat meminta maaf kedua belah pihak, karena emang kita nggak tau kalau disitu masuk ke zona merah. Lanjut deh kita jalana ke belakang Pasar Prambanan dan pesen ojol diistu.

Nah buat temen-temen yang dari luar kota dan mungkin mampir di Candi Prambanan, kalian bisa naik Trans Jogja atau kalau mau ojol yaa musti jalan agak jauh ke belakang Pasar Prambanan atau menuju pom bensin disekitar situ yaah. Atau jika jarak yang kalian tuju nggak terlalu jauh, kalian bisa menggunakan opang yang ada disekitaran situ. 

Hari Pertama

Setelah drama pencegatan itu selesai, akhirnya kita ber-4 sampai di Candi Banyunibo yang beralamat di Dusun Cepit, Desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Cepit, Bokoharjo, Kec. Prambanan, Jogjakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55572. Kalian bisa klik maps dibawah ini yah :

Sekitar pukul 09.30 lah kita baru sampai dan ternyata emang acaranya belum dimulai, beruntunglah kita, fiuuuhh ... Kita langsung registrasi ulang dan dapet beberapa perlengkapan seperti rundown, ID Card Peserta, sama Kaos dan nggak lupa kita dikasih tau kelompok mana. Kalo abang ternyata satu kelompok sama Octy yaitu Indrajit, kalo Arif dan Ardi lupa deh nama kelompoknya haha. 

Ini tenda kita di Candi Banyunibo 

Tapi abang masih satu tenda dengan Ardi dan satu temen dari luar negeri. Eh ternyata, temen yang dari luar negeri nggak dateng atau pindah jadi abang cuma berdua deh ditenda sama Ardi hehe

Lanjut yah, setelah rapih-rapih diperbolehkan sarapan dulu karena kita baru sampai dan lanjut untuk agenda pertama deh~

Keliling Candi Banyunibo

Ini dia Candi Banyunibo, lokasi camp pertama di JSC 2019

Karena camp hari pertama di Kawasan Candi Banyunibo (untuk lokasi bisa liat maps diatas yah) jadi kegiatan pertama adalah keliling Candi Banyunibo.  Temans, Candi Banyunibo ini merupakan Candi Buddha dengan ciri ada stupanya yang merupakan ciri Agama Buddha. Nah kata Banyunibo dalam Bahasa Jawa adalah Air yang jatuh menetes, ya walapun pas abang kesana nggak ada air yang jatuh menetes, mungkin pas dulu kalau ada hujan air-nya bisa menetes dari atas bangunan candi (mungkin loh yaah wkwk)

Ini pemaparan tentang sejarah Candi Banyunibo

Abang juga banyak belajar disini, karena Candi Banyunibo ini lokasinya nggak terlalu jauh dari Candi Ratu Boko, Candi Ijo, dan juga Candi Barong. Di Candi Banyunibo ini sudah  pemugaran (pembaharuan kembali atau pemulihan kembali) yah, jadi ketika kalian keliling disini kalian bisa melihat banyak batu-batu baru dengan ciri ada kayak semacam paku atau lingkatan di batunya. Jadi bisa di praktekan juga jika kalian main ke candi, coba lihat batu-batuanya ada yang sudah di pugar apa belum.

Jemparingan Mataraman

Hayuk nyobain Jemparingan Mataraman

Workshop yang kedua adalah belajar Jemparingan Mataraman. Ada yang udah tau apa itu Jemparingan Mataraman? Yaps Jemparingan merupakan olah raga panahan khas Kerajaan Mataram. Jadi berbeda yaa temans, kalo memanah kan kita harus berdiri yah, nah kalo jemparingan dilakukan dengan cara duduk bersila. Kita diwajibkan fokus dan jangan terburu-buru. 

Nah giliran abang deh nyoba Jemparingan Mataraman

Sebenernya abang seneng banget sama olah raga memanah walapun cuma beberapa kali coba. Dan kemaren dikasih langung nyobain 3 kali kesempatan. Kesempatan pertama abang nggak fokus jadinya melambung tinggi, kesempatan kedua mulai bisa stabil, dan yang ketiga sesuai ekspektasi, gandewa (busur) menempel ditengah warna kuning walapun aslinya targetnya bukan itu melainkan wong-wongan atau bandulan, tapi kata instrukturnya bagus bisa disitu hehe senangnyaa abang~ Btw, sebenernya kalo jemparingan itu musti pake pakaian adat Jawa tapi kemaren kita disuruh pakai kain batik dikepala sebagai pengganti Belangkon. Aslik, ini seru banget dan pengen coba lagi hehhe

Ramayana Ballet

Selamat datang di Ramayana Ballet Prambanan

Huraaay setelah rapih-rapih dan makan malem, seluruh peserta disuruh naik ke bus untuk menuju ke Candi Prambanan tepatnya untuk menyaksikan Ramayan Ballet. Duh, abang udah bilang diawal yah kalo ini salah satau agenda yang abang tunggu-tunggu banget. Yaa sekarang kan abang statsunya mahasiswa jadi uang jajanya terbatas, kalo denger yang gratis maunya ikut terus wkwk moonmaap yaah 

Abang kutip dari borobudurpark.com, Ramayana Ballet atau Sendratari Ramayana Prambanan merupakan sebuah pertunjukan yang menggabungkan tari dan drama tanpa dialog, diangkat dari cerita Ramayana dan dipertunjukkan di dekat Candi Prambanan di Pulau Jawa, Indonesia. Sendratari Ramayana Prambanan merupakan sendratari yang paling rutin mementaskan Sendratari Ramayana sejak 1961.

Ini nih salah satu adegan di Ramyana Ballet Prambanan

Nah pas abang nonton itu judulnya adalah “Hilangnya Dewi Sinta” di panggung terbuka. FYI yaa temans, pertunjukan Ramayana Ballet Prambanan ini ada yang di panggung terbuka dan ada juga yang Timurti Stage tergantung judul apa yang dimainkan.

Udah baca ini belum : Spot Instagramable di Yogyakarta? Yuk Ke Gumuk Pasir Parangkusumo!

Aslik abang terpukau banget sama penampilan mereka, menari-nari dengan membawa cerita yang sarat akan makna. Ohiya, untuk para turis asing tetap bisa menikmati kok, karena ada teks dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang ditampilkan disetiap pertunjukanya.

Nah pada kepo kan berapa Harga Tiket Masuk (HTM) Ramayanan Ballet Prambanan sekarang. Nih abang kasih tau yah, ini dikuti langsung dari boroobudurpark.com dan nggak lupa abang kasih mapsnya biar kalian gampang kalau mau kesini. 

Ini dia yaa HTM Ramayana Ballet Prambanan

Sumber : borobudurpark.com  

Setelah pertunjukan selesai akhirnya kita pulang ke Candi Banyunibo untuk istirahat dan melanjutkan agenda berikutnya. Temans, cerita tentang Java Summer Camp (JSC) 2019 Part 1 nya sampai sini yah, nanti abang lanjut keseruan hari ke-2 dan ke-3 okeeee. See you next part friends ...