Hei
sobat jalan-jalan, udah kemana aja nih saat memasuki era New Normal ini? Semoga
masih sekitaran rumah dan kantor aja yah, kalo mau traveling tahan dulu
yaah hehe. Setelah sebelumnya abang cerita tentang pengalaman abang 18 jam dibus dari Bekasi ke Banyuwangi, sekarang abang mau cerita tentang pengalaman
abang yang nyaris pingsan saat berburu blue fire di Kawah Ijen. Yaps,
NYARIS PINGSAN!
Udah
tau dong yah kalo Banyuwangi dan Bondowoso punya Kawah Ijen yang terkenal
banget sama blue fire-nya. Gaungnya udah nggak diragukan lagi, pesona
“api biru” dari Kawah Ijen ini udah terkenal kemancanegara, jadi nggak aneh
saat pendakian kalian akan banyak bertemu dengan orang asing. Tujuannya sama,
untuk berburu blue fire.
Buat
sobat jalan-jalan yang belum tahu, Gunung Ijen merupakan gunung berapi yang
masih aktif yang terletak diantara dua kabupaten yaitu Kabupaten Banyuwangi dan
Kabupaten Bondowoso. Nah Kawah Ijen ini berada di ketinggian 2.442 mdpl dan
merupakan bagian dari Gunung Ijen.
Perjalanan
abang ini dilakukan pada awal tahun 2020 bareng temen abang namanya Ryan. Yaps,
salah satu tujuannya adalah berburu blue fire di Kawah Ijen. Minim
persiapan dan waktunya pun cuma sebentar. Maklum temen abang ini anak kantoran
jadi cuti yang acc cuma beberapa
hari aja. Kalo abang mah mau satu minggu juga hayuk, soalnya lagi liburan
semester wkwk~
Ikut
Open Trip
Akhirnya
trip ini menggunakan jasa open trip yang udah biasa bawa tamu dan base-nya
emang di Banyuwangi. Yaa mau nggak mau yah karena emang waktu yang singkat dan
harus maksimal jadi pake open trip agar sebagain besar destinasi bisa
dijelajah. Intinya sih Kawah Ijen yang harus banget dikunjungi. Wajib!
Sekitar
pukul 7.30 WIB abang langsung cus ke penginapan yang lokasinya nggak jauh dari
Terminal Brawijaya, naik becak aja sampek. Setelah check in dan
bersih-bersih, kita langsung bergegas ke penyewaan motor untuk dua hari, terus
cari sarapan. Istirahat kurang? Jelas! Setelah 17 jam di bus sampek
penginapan cuma bersih-bersih langsung cus lagi. Yekan namanya traveling
masa mau “leyeh-leyeh” aja di penginapan, kalo mau leyeh-leyeh doang mah di
rumah aja nggak usah jauh-jauh ke Banyuwangi. Eh moonmaap ngegas wkwk
Lanjut
yah, hari pertama di Banyuwangi emang udah ada beberapa list yang harus
dikunjungi sampai nunggu travel agent-nya yang punya open trip
menjemput jam 00.00 WIB untuk berburu blue fire di Kawah Ijen. Nyobain
kuliner yang legendaris Sego Tempong Mbok Wah, lanjut liat yang hijau-hijau di
Djawatan Benculuk, dan terakhir adalah menikmati sunset di Pulau Merah.
Tiga destinasi itu yang harus dikunjungi di hari pertama di Banyuwangi, dan finally
semuanya checked lancar tanpa hambatan. Alhamdulillah ...
Sarapan dulu di Sego Tempong Mbok Wah
Ini di Djawatan Benculuk
Menikmati sunset di Pantai Pulau Merah
Sekitar
pukul 21.30 WIB kami baru sampek penginapan lagi, setelah dari Pulau Merah dan
menyempatkan makan malam juga sih, karena penginapan kami agak jauh dari
keramaian. You know lah, sampek penginapan kita bersih-bersih dan
nyiapin buat tracking Kawah Ijen nanti pagi.
Dijemput,
Perjalanan Menuju Kawah Ijen
Tottaly,
abang nggak tidur sama sekali sampai akhirnya pihak travel agent yang
mengadakan open trip menjemput. Karena temen abang yang tidur, kalau kami
tidur dua-duanya takut bablas jadi harus ada yang stand by wkwk. Tepat
waktu, pukul 00.00 WIB sudah dijemput di penginapan. Perjalanan dari penginapan
di daerah sekitaran Stasiun Karangasem menuju Kawah Ijen sekitar 1 jam 20
menit. Bisa untuk istirahat sedikit di mobil.
Memasuki
kawasan Kawah Ijen track-nya lumayan berliku dan gelap. Ini emang harus driver
profesional yang bawa mobilnya, soalnya agak sempit dan gelap. Track-nya
pun menanjak, di part ini abang banyak berdoa sih karena agak ngeri
hehe.
Sampai
di Kawasan Cagar Alam Taman Wisata Kawah Ijen
Sekitar
pukul 01.20 WIB sampailah kami di Kawasan Cagar Alam Taman Wisata Kawasan Ijen.
Kami nggak langsung nanjak, tapi dipersilahkan untuk isi perut dan membeli
perlengakapan lainnya. Kayak kaos kaki, sarung tangan, dll. Opsional aja sih,
sambil menunggu guide local yang akan mengawal rombongan.
Perlengkapan sebelum nanjak. Mohon maaf itu teh manis hangat yah hehe
Disini
abang cuma pesen teh anget aja sama dibeliin sarung tangan sama temen. Nah kalo
pihak travel agent hanya akan memberikan air mineral dan masker yang
aman terhadap gas belerang. Abang juga double masker dengan buff. Di
warung-warung ini salahnya abang adalah nggak makan atau beli cemilan. Jadi
bener-bener nggak ada perbekalan selama perjalanan. Karena perut masih ngerasa
kenyang (saat itu)~
Pendakian
pun di Mulai!
Malam
itu langit Banyuwangi sangat cerah dan bersih. Saking bersihnya kita bisa liat
bintang-bintang yang berhamparan diangkasa. Udara dingin pun menemani tracking
malam menjelang pagi itu. Yap pendakian untuk berburu blue fire di Kawah Ijen
pun dimulai!
Perjalanan
pendakian ini dimulai dari Paltuding
atau bisa dibilang pos pertama dikaki gunung Merapi-Ijen. Pendakian ini dapat
ditempuh dengan waktu 1,5 -2 jam bahkan lebih, tergantung kondisi badan kita.
Menurut abang sih track-nya aman banget dan lebar banget jalannya, cuma
karena pendakiannya pada malam hari jadi kita membutuhkan senter, kalo nggak
ada, kalian bisa memanfaatkan senter pada hp.
Ini penampakan ojeknya yah sobat jalan-jalan
Dan
jangan heran yah, sepanjang perjalanan kalian akan banyak menemukan “ojek”. Hmm
... tapi ini bukan ojek pada umumnya yang sering kita temukan yah, melainkan
kereta dorong yang menggunakan tenaga manusia. Nah biasanya ojek ini digunakan
untuk wisatawan yang sudah tidak kuat nanjak. Harganya sekitaran Rp. 600.000 –
800.000 untuk naik dan kalau turun biasanya Rp. 200.000,- . Nah, gimana kalian berminat?
Hehe
Perjalanan
ini awalnya mulus, abang sama temen abang seiringan sampai warung dipetengahan
jalur. Ya kurang lebih 30 menit lagi sampai puncak deh. Akhirnya kita
memutuskan untuk mengisi perut, karena perut yang laper. Sayangnya abang nggak
banyak bawa uang cash, ini salah satu kesalahan fatal abang ☹ tapi ini masih cukup sih untuk beli
energen dan pop mie waktu itu.
Nggak
lama perjalanan pun dimulai kembali, karena waktu terbaik menyaksikan blue
fire hanya pukul 02.00 – 04.00 WIB. Jadi kami berpacu dengan waktu juga. Namun
di beberapa track kemudian abang terpisah sama temen abang karena dia
minta istirahat dulu, dan abang ngerasa masih kuat maknya abang lanjutin. Egois
yaah? tapi abang udah bilang kok sama dia, kata dia nggak apa-apa jalan duluan
aja. hihi
Nyaris
Pingsan di Kawah Ijen!
Kekuatan
tubuh abang makin nggak stabil semakin ke atas. Pertama abang haus dan minuman
abang yang tersisa hanya sedikit, setelah itu abang masih laper karena tadi
hanya makan sedikit. Ditambah abang kurang tidur. Udah deh campura aduk banget.
Fiuh, abang masih inget banget, pas azan subuh abang duduk sambil sesekali
tiduran karena laper haha. Yaa nunggu keajaiban semoga ketemu temen, karana
nggak ada signal. Ini posisinya udah di puncak Gunung Ijen!
Setelah
energi mulai membaik walapun belum bertemu temen, abang inget perjalanan belum
berakhir, blue fire itu baru bisa keliatan ketika kita turun ke
kawahnya. Yaa sekitar 30 menit lagi buat turun. Kenapa lama bang? Karena
jalannya setapak dan terjal, selain itu macet karena banyaknya pengunjung.
Abang pun ngebatin, “Masa jauh-jauh nggak liat blue fire, jarang-jangan loh
kesempatan ini dan ini harinya cerah”. Cuma kata-kata itu yang membenak
dihati, sama banyak berdoa semoga diberi kekuatan badan sih, karena abang cuma
punya sedikit sisa air minum dan ada beberapa permen di tas. Cuma itu! Pelan-pelan
abang turun ke kawah, dan sesekali abang istirahat disela-sela bebatuan karena
harus mengumpulkan energi agar sampai ke bibir kawah. Inget track-nya
bener-bener berbatu, berkelok, dan agak licin, makannya bener-bener pakai
sepatu atau sandal gunung biar nggak kepleset.
Pengen sujud syukur bisa ada disini~
Ini penampakan blue firenya dari dekat
Finally,
abang akhirnya sampai di Kawah Ijen dan melihat blue fire yang jaraknya
cuma beberapa meter didepan mata. Pengen sujud syukur rasanya. Blue fire
yang awalnya cuma bisa abang liat di tv atau video akhirnya bisa liat langung.
Perjuangan yang luar biasa bisa sampai disini. Selain agak panas, bau belerang
pun sangat menyengat disini. Makanya kita harus tetap mengunakan masker, agar
kita tidak keracunan belerang. Nggak lama abang mulai sksd sama pengunjung
disekitar biar di fotoin persis dengan background blue fire Kawah Ijen.
hehe
Ini dia belerang yang sudah dibentuk
Nah kalo ini belerang yang dibawa oleh warga
Mission
success bisa melihat blue fire secara langsung! Nggak
lama abang pun naik, karena memang seharusnya pukul 05.00 WIB pengunjung harus
naik karena berbahaya dan blue fire-nya udah nggak terlalu keliatan.
Sepanjang perjalanaan naik, kalian akan melihat banyak aktifitas masyarakat
yang sedang mengangkut belerang dan ada juga yang berjualan belerang yang sudah
diukir. Yaa kisaran Rp. 5000,- - Rp. 30.000,- tergantung ukuran dan kandungan belerangnya.
Kan belerang bagus buat kulit, yakan~
Pemandangan aslinya lebih indah, serius!
Dengan
tenaga sisa, abang yakin kuat untuk nanjak dan kembali ketitik awal. Sambil
menikmat indanya Kawah Ijen setelah pagi datang. Abang sempet foto-foto dari
atas dengan background Kawah Ijen. Asli cantik banget nggak bohong!
Ini pemandangan sekitar Kawah Ijen, cantik banget!
Abang
masih belum ketemu sama temen abang, sambil mengecek uang cash yang ada
di tas kecil, teryata ada Rp. 7000,- yang niatnya akan abang belikan air minum
di warung tadi. Di rute ini abang banyak banget istirahat, karena sendiri dan
juga harus tetap kuat dengan tenanga sisa. Dan kalian tau, akhirnya abang
ketemu sama temen abang di warung tadi, dia ternyata nunggu abang disana, dan
sama dia akhirnya diajak makan haha. Alhamdulillah yaa Allah akhirnya rasa
laper ini terselamatkan! Inget pisah dari rombongan atau partner
pendakian sangat tidak diajurkan yah sobat jalan-jalan, ini abang karena nekat
aja demi melihat blue fire hehe.
Yang
Perlu di Perhatiakan sebelum memutuskan ke Kawah Ijen:
Patuhi perintah yang ada yah sobat jalan-jalan
- Rajin olah raga minimal 2 minggu sebelum pendakian. Bisa jogging atau sering jalan kaki.
- Persiapakan perlengkapan pendakian. Misalnya senter, jaket, sarung tangan, kaos kaki, dan penutup kepala. Jika tidak ada bisa beli di warung-warung sebelum pendakian.
- Wajib membawa stock makanan ringan dan air minum yang banyak. Permen pun penting untuk dibawa yah.
- Gunakan masker yang standar pendakian yah, khususnya gas yang ditimbulkan oleh belerang. Biasanya yang ikut open trip sudah disediakan, jika belum kalian bisa menyewanya disini. sekitar Rp. 25.000,-
- Bawa uang cash! Ini penting yaa sobat jalan-jalan, untuk sewaktu-waktu kalian untuk membeli sesuatu. Karena disini jarang yang cashless apalagi warung di atas.
- Ohiya jangan lupa makan yah sebelum pendakian. Jangan memaksakan diri jika kondisi badan tidak enak. Jangan pisah dengan rombongan juga, jika kalian merasa tidak kuat.
- Baca dan patuhi peraturan yang ada di seluruh Kawasan Cagar Alam Taman Wisata Kawah Ijen yah sobat jalan-jalan
Nah sobat jalan-jalan, ini yah HTM Kawasan
Cagar Alam Taman Wisata Kawasan Ijen.
Sobat jalan-jalan, itu yang cerita abang
berburu blue fire di Kawah Ijen. Buat kalian yang ingin melihat blue
fire di Kawah Ijen, nggak apa-apa rencanakan dari sekarang aja, tapi berangkatnya
pasca pandemi ini membaik, dan tentunya apabila Kawah Ijen sudah buka yah. Stay
safe selalu sobat jalan-jalan~
18 Comments
Pengen banget tapi belum apa-apa udah keder takut gak sanggup hmm
ReplyDeleteDuh Bang Ipul nekads juga yak, seharian main ke pantai, lalu Naik kawah Ijen. Medannya lumayan uwow kan naik kesana tuh. Alhamdulillah sukses liat Blue Fire yak.
ReplyDeleteKecapekannya terbayar ya Ipul sama pemandangan yang aduhai itu.
ReplyDeleteAlu tertarik sama belerangnya. Ternyata bentuknya padat ya bukan cair atau bubuk :)
Wish me there!
Seru banget ceritanya Ipul!
Coba ada Tarian Gandrung ya di sini hahaha
pengen banget suatu saat nanti bisa berkunjung ke sini, liat foto2 ini aja bikin saya ternganga apalagi nanti bila bisa datang langsung ya
ReplyDeletewaduuuh kok sama sih mas...aku tuh udah kayak apa kali pas akhirnya nymampe ke atas, kawah ijen...beneran udah mo pengsan aja...cuma Ya Allah terbayar deh smp di atas tuch lihat masyaAllah indahnya pemandangan di sana.
ReplyDeletetp krn dah gak kuat turunnya aku naik gerobak hehehe...
Selalu deh Abang Ipoel ini kasih info tempat yg ada di bucket list juga hehe, kan jd bikin aku semakin mupeng. Kapan yah bang pandemi nya selesai? Biar bisa segera meluncur ke Kawah Ijen dan lihat Blue Fire secara langsung juga ;)
ReplyDeleteFoto-fotonya bikin ngiri karena banyak yang bagus hehehe. Pengen rasanya saya mulai traveling lagi. Ini salah satu tempat yang udah masuk list
ReplyDeleteFotonya bikin pengen ke kawah ijen euy walaupun gak yakin sama diri sendiri:/ walau begitu kawah ijen udh masuk list untuk wisata yang akan dikunjungi
ReplyDeleteAku jadu ingat pas nanjak Bromo. Hampir nyerah juga padahal lebihh menantang Ijen ya? Kalo aku krn papers hrus bawa cemilan banget wkwk tengkyu sharingnya Kak
ReplyDeletePelajaran nya jangan sepelekan untuk perjalanan ektrem seperti naik ke kawah ini ya. Meksi banyak yg bilang itu bukan puncak gunung beneran, tapi persiapan tetap kudu maksimal. Apalagi saat pandemi. Stamina dulu yg utama
ReplyDeleteAlhamdulilah baca tulisan nya bang Ipul, serasa pergi sendiri kesana
ReplyDeleteMana gambarnya bagus-bagus
Saya mungkin karena ngas nges ngos ngga mampu motret deh
Eniwei sego lumpang di jawa tengah jadi sego tempong ya?
Baca tulisan ini jadi membuka kembali memori perjalanan di ujung timur Jawa ini. Bahagia banget saat berhasil menginjak Ijen, dan melihat fenomena alam yg tak banyak di dunia
ReplyDeleteKita beruntung banget, Indonesia punya beragam keindahan dan fenomenal di setiap sudut wilayah nya
Masya Allah indah bangeet,pengen banget bisa kesana , makasih yaa sharingnya jadi bisa tahu apa aja yang harus kita siapin sebelum kesana .
ReplyDeleteMasya Allah, indah banget yaaa. Ini bener-bener tadzabur alam juga sih, mengagumi Kebesaran Sang Pencipta. Full effort untuk sampai kesana, tapi terbayar lunas saat bisa melihat blue fire secara langsung.
ReplyDeleteBang Ipul, aku kalo jadi Abang langsung nggak sanggup. Buatku jalan jalan itu bukan ke banyak tempat tapi yang satu dua aja tapi pengalamannya bisa banyak.
ReplyDeleteDan poin terakhir, pengalaman Bang Ipul bikin aku pengen juga ngerasain main ke Ijen.
Lain kali, ajak-ajak ya kalau mau jalan-jalan kaya gini. Hahahaha. Kawah Ijen selalu menarik Pul. Mungkin ini adalah 1 keindahan gunung yang gak ada di negara mana pun. Worth it lah setelah sampai puncaknya ya.
ReplyDeleteWisata di Banyuwangi emang banyak banget.
ReplyDeleteNyesel dulu ga bisa explore lebih banyak lagi karna kendala waktu.
Sumpah sih kalau ada kesempatan aku mau ke Banyuwangi lagi, tapi kayaknya masih belum mau balik ke Ijen haha.
Aku mau nyobain ke pantai merah dan Djawatan Benculuk yang instagramable banget gila!
Thank you tips-nya. Jitu banget deh. Doakan aku sanggup trekking ke Kawah Ijen yaa. *komenin ini saat dalam kereta menuju Banyuwangi.
ReplyDelete