Sobat
jalan-jalan, abang mau cerita nih tentang webinar yang kemarin abang ikutin.
Sebelumnya pasti kalian pada tanya deh, “Abang kok ikut webinar untuk
ibu-ibu?” Oh nggak begitu Jaenab, webinar ini bukan cuma untuk ibu-ibu aja
tapi untuk orang tua dan calon orang tua kayak abang ini eaaah~
Parenting
Webinar berjudul Siap Menjadi Ibu Pencetak Generasi Emas Bebas Stunting ini
menghadirkan narasumber Dokter anak Dr. dr. Tubagus Rachmat Sentika, Sp.A,
MARS, Dr. Tria Astika Endah Permatasari, SKM, M.Kes PP Aisyiyah, Psikolog Anak
& Remaja – Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., dan Presenter/Parenting
Influencer yaitu Ratu Anandita.
Menjadi
Orang Tua, Sudah Siapkah?
Foto Smpratt90 dari Pixabay
Seperti
yang kita tahu, menjadi orang tua itu tidak semudah yang dibayangkan, karena
tidak ada pendidikan formal untuk dapat melakukan pekerjaan mulia ini dengan
sempurna. Tentunya, persiapan menjadi orang tua pun tidak dilakukan saat sang
anak lahir atau pun saat hamil. Namun, jauh sebelum itu, bahkan sebelum
menikah, persiapan menjadi orang tua harus sudah dilakukan. Makanya abang mulai
harus cari tahu dunia anak atau parenting. Biar jadi papah muda idaman eaaa~
Selain
kesiapan mental, kesehatan calon ibu juga menentukan. Calon ibu harus mendapat
asupan gizi yang cukup dan menghindari makanan tinggi kandungan gula yang dapat
meningkatkan kadar glukosa dan insulin. Makanan dengan kandungan gula tinggi
seperti sirop, minuman instan berperisa dan kental manis berpotensi menyebabkan
diabetes, yang berdampak buruk pada perkembangan janin, proses kelahiran,
bahkan dapat menyebabkan anak terkena stunting bila ikut mengkonsumsi sejak
usia dini.
Masih
Banyak Orang Tua yang Tidak Tahu dan Acuh
Foto Jarmoluk dari Pixabay
Benerkan
sobat jalan-jalan, menjadi orang tua itu nggak semudah yang kita bayangkan. Dan
seperti yang kita tahu hingga saat ini masih banyak orang tua yang belum tahu
bahkan malah acuh terhadap asupan makan pada anak-anak. Seperti yang kita tahu,
masa depan anak ditentukan oleh masa 1.000 hari pertama kelahiran yang dihitung
sejak awal masa kehamilan (270 hari) hingga anak berusia 2 tahun (730 hari).
Pada masa ini, orang tua perlu memberikan stimulasi yang baik untuk anak agar
anak dapat bertumbuh kembang dengan baik.
Sayangnya,
masih banyak masyarakat usia produktif, pasangan muda dan calon orang tua yang
baru mempersiapkan diri pada saat sang buah hati terlahir. Orang tua tidak
memiliki pengetahuan dasar mengenai kebutuhan gizi anak serta asupan gizi untuk
ibu saat hamil dan menyusui. Belum lagi gaya hidup serba instan, arus informasi
melalui media sosial yang tidak terkendali serta iklan-iklan dan promosi produk
makanan dan minuman untuk anak di televisi tanpa menyajikan informasi penggunaan
produk dengan lengkap.
Terbatasnya
pengetahuan tentang pentingnya persiapan gizi saat hamil menjadi tantangan
dalam program pengentasan stunting di Indonesia. Padahal, 1.000 hari pertama
kehidupan merupakan fase penting dalam perkembangan otak dan tubuh anak dan
mencegah anak stunting atau gizi buruk atau pun malnutrisi.
Kental
Manis Bukan Susu
Foto Pezibear dari Pixabay
Survei
terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan masalah gizi dan tumbuh kembang
anak masih menjadi hambatan besar bagi pemerintah Indonesia untuk mendongkrak
kualitas sumber daya manusia. Sayangnya, prevalensi stunting Indonesia hingga
akhir 2019 kemarin masih berada di angka 27,7%. Walau angka tersebut turun
sekitar tiga persen dibanding tahun sebelumnya, tapi jumlah tersebut tetap
tinggi karena WHO menetapkan batas atasnya 20%.
Nah
ngomongin tentang gizi, apa sobat jalan-jalan tahu kalau kental manis itu bukan
susu? Banyak yang bilang juga Susu Kental Manis dengan sebutan SKM. Hingga saat
ini, masih banyak banget masyarakat yang salah kaprah, kalau KENTAL MANIS
ITU BUKAN SUSU DAN TIDAK BOLEH DIKONSUMSI OLEH ANAK-ANAK. Semoga sobat
jalan-jalan sudah tahu info ini yah~
Kalau
kita jeli, informasi nilai gizi pada kemasan kental manis, terlihat bahwa 1
sachet kental manis hanya mengandung 1 gram protein dan 23 gram gula. Sedangkan
yang kita tahu bahwa protein adalah zat yang sangat dibutuhkan anak dalam
jumlah yang banyak setiap harinya dan sebaliknya, gula adalah zat yang
seharusnya tidak dikonsumsi dalam jumlah yang banyak oleh anak. Oleh karena itu,
kental manis sangat tidak baik untuk dikonsumsi anak sebagai minuman setiap
hari. Jadikan kental manis sebagai pendamping (topping) roti dan kue
bukan sebagai susu, okey sobat jalan-jalan?
Apa
Itu Stunting?
Foto Darko Stojanovic dari Pixabay
Pasti
sobat jalan-jalan udah nggak asing yah dengan istilah stunting ini, apalagi
untuk para orang tua pasti udah hafal banget dengan istilah ini. Stunting
adalah keadaan tubuh yang sangat pendek, dilihat dengan standar baku WHO-MGRS (Multicentre
Growth Reference Study). Stunting ini merupakan gagal tumbuh akibat
kekurangan gizi secara kronis yang mengakibatkan tinggi badan tidak sesuai
usianya (Berat Badan Lahir Rendah, Kecil, Pendek, Kurus) adanya hambatan
perkembangan kognitif dan motorik, serta gangguan metabolik pada masa dewasa
(Obesitas, Diabetes, Stroke, PJK). Ohiya, balita stunting juga berisiko
mengalami gangguan socio-emotional. Ngerikan sobat jalan-jalan~
Lalu,
Apa Penyebab Stunting Pada Anak?
Berdasarkan
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2019, angka stunting di Indonesia
mencapai 30,8%, dan WHO menempatkan Indonesia sebagai negara dengan urutan ke-3
kasus anak stunting tertinggi di Asia. Wow! Lalu, apa penyebab stunting pada anak?
Dikuti dari berbagai sumber, ini beberapa penyebab stunting pada anak,
diantaranya:
1. Pola
MPASI yang tidak sehat dan bergizi
2. Jarang
mengonsumsi sayur dan buah,
3. Status
gizi ibu yang buruk saat hamil dan menyusui, serta
4. Kebersihan
lingkungan yang kurang terjaga
Cara
Pencegahan Stunting Pada Anak!
Foto Fancycrave1 dari Pixabay
Sobat
jalan-jalan, setelah kita tahu apa saja yang dapat menyebabkan stunting pada anak,
makan kita pun perlu tahu bagaimana cara pencegahannya. Cara pencegahannya seperti
memperhatiakan kondisi kehamilan dengan rajin memeriksakan diri ke dokter, memenuhi
asupan nutrisi dengan menu seimbang (mineral, zat besi, asam folat, yodium). Selanjutnya,
memberikan ASI Eksklusif sampai si Kecil berusia 6 bulan dan diteruskan dengan
pemberian MPASI yang sehat dan bergizi. Dan jangan lupa untuk rajin periksa ke
dokter atau pusat pelayanan kesehatan (puskesmas atau psoyandu) untuk memantau
pertumbuhan dan perkembangan si buah hati.
Nah
sobat jalan-jalan, menjadi orang tua itu ternyata tidak mudah. Kita perlu
membekali diri kita dengan pengetahuan yang luas salah satunya tentang gizi si
Kecil. Tentunya, abang pun harus mempersiapkan diri untuk menjadi calon papah
muda yang cerdas eaaaah haha. Tetap jaga kesehatan yaa sobat jalan-jalan. Stay Safe!
0 Comments