Situs
Gunung Padang merupakan salah satu wishlist yang dari dulu pengen banget
abang kunjungi, ---kalo dipikir-pikir, hidup abang penuh dengan wishlist
yak pengen kesini - pengen kesana wkwk--- eh alhamdulillah kesampean juga deh
ke situs megalitikum yang digadang-gadang terbesar di Asia Tenggara ini. FYI, Situs
Gunung Padang ini berbentuk punden berundak yang merupakan peninggalan masa
prasejarah yaitu zaman batu besar atau dikenal juga dengan sebutan megalitik.
Nah, sebenernya tempat ini udah eksis sejak lama, cuma abang aja yang baru
kesampean kesini hihi. *lebih baik telat dari pada tidak sama sekali -bhay
Btw,
sebelum cerita panjang kali lebar, abang mau ngucapin makasih dulu buat A’ Ega
dan Keluarga, karena selama mengitari Cianjur yang nyaris seminggu, udah dijamu
dengan kehangatan keluarga. Uh~ yang pada akhirnya punya keluarga baru deh di
Cianjur hehe. Bukan itu salah satu dari inti dari perjalanan? Selain menambah
sisi pandang kita terhadap sesuatu, bisa jadi berangkat sendiri, eh pas pulang,
selain pengalaman jadi punya temen baru bahkan keluarga baru. Makanya abang suka jalan-jalan sendiri dan
bertemu orang baru disana. *inget sebaik-baiknya ‘guide’, tetep warga lokal
udah paling baik untuk urusan daerahnya~ Yowis, kita lanjut cerita abang
yah jelajah Situs Gunung Padang Cianjur!
Baca Juga: Ingin Liburan ke Pulau Merak Kecil? Begini Caranya!
Sekilas
Tentang Situs Gunung Padang
Udah
banyak banget penelitian dan artikel yang bahas tentang Situs Gunung Padang
ini, jadi abang nggak akan bahas mendetail banget yah hehe. Tapi tenang, abang
akan bahas dari sisi lainnya yang mungkin bagi sebagain orang baru ‘engeh’. Menurut
masyarakat sekitar nih sobat jalan-jalan, Gunung Padang memiliki arti Gunung Terang.
Hal ini karena di tempat ini sering terdengar suara musikal dan terang
benderang pada malam-malam tertentu. Ohiya, kalau kalian engeh nih, abang
sempet bilang yah di atas, keberadaan Situs Gunung Padang ini pertama kali
dilaporkan oleh Nicolaas Johannes Krom dalam Rapporten Oudheidkundige Dienst
(Buletin Dinas Kepurbakalaan) pada tahun 1914. Dalam laporannya nih sobat
jalan-jalan, Krom melaporkan bahwa di puncak Gunung Padang terdapat teras
berundak yang seluruh bagiannya tersusun dari batuan kasar dan dihiasi batu
tegak yang terbuat dari andesit.
Seperti karakteristik yang terlihat di Gunung Padang, yaitu menyerupai bangunan masa prasejarah punden berundak ---Banyak yang mempercayai bahwa dulu Situs Gunung Padang ini digunakan untuk berhubungan dengan tradisi pemujaan nenek moyang di masa prasejarah---. Nah sesuai dengan masa pembuatannya, seperti yang kita tau nih, Megalitikum adalah suatu kebudayaan yang biasanya menghasilkan bangunan-bangunan dari batu-batu besar. Jadi jangan heran, dari lima teras komplek punden berundak di Situs Gunung Padang ini, kalian akan melihat batu-batu besar yang tersusun rapih dan estetik.
Batu dengan Corak Telapak Kaki Hewan
Nggak cuma itu, batu-batu ini pun memiliki banyak fungsi dan arti kegunaan sebelumnya. Bahkan ada yang memiliki corak Kujang ---Senjata tradisional dari tanah Pasundan---, jejak telapak kaki hewan, batu yang bisa berbunyi, hingga di teras keempat ada batu yang konon apabila kita dapat menggesernya, semua hajat yang kita minta dapat terkabul (menurut kepercayaan masing-masing yah). Menarik bukan? Tetapi sekarang batunya udah nggak boleh diangkat atau digeser ya. Alasannya agar tidak rusak akibat ulah kita yang kadang suka ‘semberono’.
Terletak di perbatasan Dusun Gunung Padang dan Panggulaan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, situs Gunung Padang ini memiliki luas mencapai 291.800m2. Nah sobat jalan-jalan, dengan luas tersebut, Gunung Padang Cianjur ini tercatat sebagai komplek punden berundak terbesar di Asia Tenggara. Ohiya sobat jalan-jalan, sejak tahun 2014, Situs Gunung Padang telah ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya berperingkat nasional sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 023/M/2014.
Unik!
Ada Sumur yang Tak Pernah Surut Hingga Batu Berbunyi di Situs Gunung Padang
Beruntung
banget pas kunjungan kesini abang ditemenin sama salah satu ‘juru penerang
wisata’ yang sedang bertugas kala itu, yaitu Kang Soleh. FYI nih yaa sobat
jalan-jalan, Kang Soleh merupakan salah satu juru penerang wisata yang bertugas
di Situs Gunung Padang. Sudah bertahun-tahun beliau mengabdikan diri untuk
berbagi cerita tentang Situs Gunung Padang ini. Makanya abang ngerasa beruntung
karena sedikit banyak abang dapet cerita lain disini.
Sebelum
akhirnya kita sampai di Kawasan Situs Gunung Padang yang memiliki ketinggian
kurang lebih 885 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan menaiki ratusan
anak tangga yang terbuat dari batu-batuan, cukup curam tapi aman. Sebelumnya
kalian akan menemukan Sumur Kahuripan yang dipercaya oleh masyarakat sekitar
tidak pernah surut walapun dalam kondisi musim kemarau. Cobalah cuci muka
disana, sebagai tambahan kesegaran sebelum kalian ‘treking’. Serius
emang seger banget mata airnya, kemaren cobain langsung mata air dari Sumur
Kahuripan ini!
Kurang
lebih 30 menit kita akan sampai di teras pertama (sebenernya waktu ini bisa
lebih cepat atau lambat tergantung kekuatan kita hihi). Jalurnya aman
(tangganya), ada dua sisi besi yang kokoh sebagai penjaga dan berpegangan,
tentu dengan pemandangan yang masih asri. Sesampainya di Kawasan Situs Gunung
Padang, mata kalian akan ‘terbelalak’ dengan indahnya bebatuan yang ‘tergeletak’
tak berarah tetapi memiliki banyak makna. Maha karya prasejarah yang sempurna
terlihat di Kawasan Situs Gunung Padang ini. Dengan berbagai bentuk dan fungsi,
batuan-batuan ini nyatanya memang memiliki makna. Terkait bentuk salah satunya,
di Kawasan Situs Gunung Padang ini terdapat batu yang dapat menimbulkan bunyi
yang merdu jika dipukul dan konon katanya fungsi batu tersebut dahulu sebagai
alunan musik bagi tamu yang datang. Menarik bukan?
Terdiri
dari 5 Teras, Apa Fungsinya?
FYI
nih yaa sobat jalan-jalan, Kawasan Situs Gunung Padang ini terdiri dari lima
teras dengan berbagai fungsi. Kurang lebih seperti ini penjelasannya:
Teras
1
Teras pertama ini merupakan teras penyambutan atau bisa dibilang pintu gerbang masuk ke Kawasan Situs Gunung Padang. Terdapat banyak gundukan menhir ---Batu besar seperti tiang atau tugu, yang ditegakan di atas tanah, hasil kebudayaan megalit, sebagai tanda peringatan dan lambang arwah nenek moyang (KBBI)--- yang tersusun apik nan rapih.
Menariknya,
di teras pertama ini, kita akan melihat ‘Batu Gong dan Batu Gamelan’ di
sisi sebelah timur. Dinamakan demikian karena batuan ini berbeda dengan batuan
yang lainnya nih sobat jalan-jalan. Kedua batu tersebut akan mengeluarkan nada
jika dipukul. Eits tenang, dalam memukulnya pun ada tekniknya yah, jadi nggak
asal. Dan memukulnya pun hanya diperbolehkan menggunakan tangan kosong, nggak
boleh menggunakan alat atau benda lainnya. Hal ini agar struktur batuan tidak
rusak ya sobat jalan-jalan.
Teras
2
Lanjut ke teras kedua, di teras ini sobat jalan-jalan akan melihat dua pohon berbeda tetapi saling menempel. Menurut Kang Soleh, nama pohon tersebut adalah Kimenyan dan Hamirung. Nggak cuma itu sobat jalan-jalan, persis di dekat pohon terdapat batu duduk lengkap dengan sandarannya lho yang menghadap ke bawah (Utara). Abang pun sempat mencoba duduk disana hehe.
Ohiya ada juga batu dengan guratan
Kujang di teras ke-2 ini. Konon menurut para ahli, guratan dengan Pola Kujang
ini merupakan murni bagian dari proses alam bukan buatan manusia. Jika benar,
menarik banget yaa sobat jalan-jalan.
Baca Juga: Murah! Ke Merak Cuma Rp. 3000,- Naik Kereta Lokal
Teras
3
Nah
di teras ke-3 ini hampir nggak jauh pemandangan yang dilihat nanti di Teras 4,
yaitu terdapat ruangan berbentuk kotak yang dikelilingi oleh menhir di setiap
sisinya. Letaknya pun ada disisi sebelah Timur situs. Selain itu, sobat
jalan-jalan pun akan melihat batuan lainnya ada yang berdiri tegak dan sebagian batuan melintang
tak tentu arah.
Teras
4
Ada
yang menarik di teras ke-4 ini nih sobat jalan-jalan, kalian akan menemukan
‘Batu Gendong’. Dulu nih sobat jalan-jalan menurut penuturan Kang Soleh, banyak
pengunjung yang datang ke Situs Gunung Padang ini salah satunya ingin mencoba
mengangkat Batu Gendong ini. Konon katanya, siapapun yang bisa memangkat Batu
Gendong ini, permohonannya akan terkabul. Wow!
Nah
ini foto Kang Soleh memperaktikkan cara `menggendong’ batunya. Nggak
asal gendong ya sobat jalan-jalan. Nah tapi sudah lama Batu Gendong ini tidak
boleh diangkat atau dipindahkan dari tempatnya. Hal ini lagi-lagi karena takut
batunya rusak karena sering diangkat dengan cara mengangkat yang salah.
Teras
5
Ini
merupakan sususan teras tertinggi ketika kalian mengunjungi Situs Gunung
Padang. Di teras ini, kalian akan melihat susunan batuan andesit yang berbetuk
kotak yang didalamnya terlihat batuan tersusun seakan-akan posisi tertidur yang
menyerupai teras. Menurut Kang Soleh, biasanya tempat ini digunakan untuk
pendaringan (tempat istirahat). Kadang ada di hari-hari tertentu pengunjung
yang menggunakan tempat ini untuk kepentingan sesutau~
Inget,
Banyak Baca Papan Infomasi Yaa!
Salah satu yang terlihat dari awal masuk Kawasan Situs Gunung Padang adalah banyaknya terdapat papan informasi yang berisikan beragam informasi sampai ke larangan. Kayaknya emang papan informasi di tempat wisata penting banget yah untuk mengingatkan kita sebagai pengunjung terhadap sesuatu yang boleh dilakukan atau dilarang. Terlagi, Situs Gunung Padang ini merupakan cagar budaya yang dilindungi. Jadi emang harus lebih ‘over’ dalam perawatannya.
Btw, kalian tipe yang suka baca papan informasi nggak sih kalau di tempat wisata? Kan papan informasi nggak semua isinya larangan tuh, ada juga yang berisikan sejarah singkat tempat tersebut, sehingga kita nggak ribet-ribet tanya sana sini, tinggal baca aja. Tapi memang sebagian berisi tentang larangan atau himbauan, seperti di Kawasan Situs Gunung Padang ini, sobat jalan-jalan dilarang makan di kawasan situs, dilarang memukul semua batu apalagi menggunakan benda lain, melepas alas kaki ketika masuk ke area yang dianggap suci, hingga larangan mengangkat dan menggeser batu.
Nah,
hal ini dilakukan semata-mata agar kelestarian batu-batu yang ada di dalam
Kawasan Situs Gunung Padang ini tetap terjaga sesuai fungsinya masing-masing.
Sobat jalan-jalan bisa memanfaatkan kantin yang ada dibagian atas untuk
beristirahat dan makan disana (hitung-hitung membeli produk yang dijual untuk
membantu UMKM yang baru bertumbuh), membuang sampah di tempat yang telah
disediakan, dan memang tidak semua batu yang ada disini bisa diduduki yah,
makanya harus baca papan informasi yang banyak tertera yaa sobat jalan-jalan.
Nah untuk kebaikan bersama, sering baca papan informasi di tempat wisata lalu
memperaktekkannya yah sobat jalan-jalan.
Baca Juga: Murah Banget! Bekasi - Bandung Hanya Rp. 12.000,-
Lalu,
Bagaimana Cara ke Situs Gunung Padang?
Ada banyak pilihan alternatif transportasi yang bisa kalian gunakan untuk menuju Situs Gunung Padang ini. Kalau kemarin abang naik Bus Marita Cianjur-Jakarta dari Terminal Pasar Rebo dan dijemput sesampainya di Cianjur. Atau kalian pun bisa menggunakan Kereta Api Indonesia (KAI) dari Stasiun Bogor dengan menggunakan KA Pangrango relasi Sukabumi – Bogor (PP) dan sesampainya di Stasiun Sukabumi lanjut KA Lokal Siliwangi relasi Sukabumi – Cianjur (PP) dan turun di Stasiun Lampegan.
Dari
Stasiun Lampegan kalian bisa naik ojek untuk sampai ke lokasi, kalo nggak salah
denger sih kemarin sekitar Rp. 25.000 naik ojek dari Stasiun Lampegan ke Situs
Gunung Padang. Beda cerita yah kalau kalian menggunakan kendaraan pribadi,
tinggal pasang ‘maps’ dan nyampek deh hehe~
Harga
Tiket Masuk (HTM) nya Berapa Bang?
Tenang masuk ke Kawasan Situs Gunung Padang nggak akan bikin kantong kalian jebol. Waktu kunjungan abang di bulan Oktober 2021, HTM Situs Gunung Padang adalah Rp. 15.000/orang (sudah termasuk parkir motor Rp. 5000). Sangat terjangkau bukan? Iya dong! Ohiya untuk jam operasional biasanya pukul 08.00 WIB – 17.00 WIB.
Fiuh!
Segitu dulu ya sobat jalan-jalan cerita perjalanan abang di Situs Megalitikum
Gunung Padang di Cianjur Jawa Barat ini. Semoga sedikit banyak bisa menjadi
referensi wisata kalian saat berada di Cianjur yah. Nah, kira-kira abis ini
kita cerita perjalanan abang kemana lagi yah? Ah pokoknya pantengin aja blog
abang ini yah hihi~
0 Comments